Dunia cryptocurrency terus berkembang dengan cepat, dan salah satu cara populer untuk mendapatkan aset digital tanpa harus membelinya adalah melalui airdrop crypto. Airdrop adalah distribusi gratis token atau koin kepada pengguna, biasanya sebagai bagian dari promosi proyek baru. Namun, untuk memaksimalkan peluang mendapatkan airdrop, sering kali kita memerlukan banyak akun atau node. Di sinilah Proxmox hadir sebagai solusi.
Pada artikel ini, kita akan membahas bagaimana menggunakan Proxmox VE (Virtual Environment) untuk mengelola beberapa mesin virtual (VM) atau container yang dapat digunakan untuk aktivitas terkait airdrop crypto.
Apa itu Proxmox dan Mengapa Relevan untuk Airdrop?
Proxmox VE adalah platform open-source untuk virtualisasi berbasis KVM (Kernel-based Virtual Machine) dan LXC (Linux Container). Dengan Proxmox, Anda dapat membuat banyak VM atau container dalam satu server fisik. Ini sangat berguna jika Anda ingin:
- Menjalankan banyak wallet crypto dengan alamat berbeda.
- Mengelola node untuk proyek blockchain tertentu.
- Mengotomatisasi tugas seperti registrasi dan klaim airdrop.
Daripada membeli banyak perangkat fisik, Proxmox memungkinkan Anda memanfaatkan satu server untuk membuat banyak lingkungan terisolasi.
Mengapa Menggunakan VM atau Container untuk Airdrop?
Beberapa alasan mengapa banyak hunter airdrop menggunakan virtualisasi:
- Isolasi Lingkungan
Setiap VM atau container memiliki IP dan konfigurasi sendiri, sehingga aman dari kebocoran data wallet. - Kemudahan Kloning
Proxmox mendukung fitur template dan cloning. Ini artinya Anda bisa membuat satu VM yang sudah terinstal semua tools, lalu menduplikasinya berkali-kali. - Efisiensi Sumber Daya
Menggunakan LXC container sangat ringan dibandingkan VM full. Cocok jika Anda memiliki spesifikasi hardware terbatas. - Pengelolaan Terpusat
Semua VM dan container bisa dikelola melalui web UI Proxmox yang mudah digunakan.
Persiapan: Apa yang Anda Butuhkan?
Sebelum memulai, pastikan Anda memiliki:
- Server atau PC dengan spesifikasi memadai
Minimal 8 Core CPU, 16 GB RAM, dan SSD 256 GB agar bisa membuat beberapa VM. - Instalasi Proxmox VE
Unduh dari situs resmi Proxmox dan instal pada server fisik Anda. - Koneksi Internet Stabil
Airdrop membutuhkan akses online untuk registrasi, sinkronisasi wallet, dan update node. - VPN atau Proxy
Beberapa airdrop membatasi klaim per IP, jadi VPN atau proxy sangat membantu.
Langkah-Langkah Membuat Lingkungan Airdrop dengan Proxmox
1. Instal Proxmox VE
Download ISO Proxmox, buat bootable USB, lalu instal di server. Ikuti wizard instalasi, atur storage, dan konfigurasi jaringan.
2. Buat Template VM atau LXC
- Install OS ringan seperti Ubuntu Server atau Debian.
- Pasang tools crypto seperti Metamask (melalui browser), CLI wallet, atau script airdrop.
- Update dan amankan sistem.
- Jadikan VM ini sebagai template agar mudah dikloning.
3. Kloning untuk Membuat Banyak Node
Dengan template, Anda bisa membuat banyak VM dengan cepat. Misalnya, 10 VM untuk 10 akun airdrop berbeda.
4. Konfigurasi Jaringan
- Gunakan bridge networking agar setiap VM mendapat IP unik.
- Atur VPN per VM jika airdrop melarang multiple accounts dari IP sama.
5. Automasi dengan Script
Anda bisa menggunakan bash script atau Ansible untuk mengotomatisasi:
- Instalasi software.
- Pembuatan wallet.
- Eksekusi klaim airdrop.
Tips Hemat Sumber Daya
- Gunakan LXC jika memungkinkan, karena lebih ringan dibandingkan VM penuh.
- Batasi RAM per container, misalnya 512MB untuk tugas ringan.
- Gunakan snapshot sebelum eksperimen agar mudah rollback.
Apakah Ini Legal dan Aman?
Sebagian besar proyek memperbolehkan klaim satu kali per orang. Jika Anda menggunakan multi akun, pastikan memahami Terms of Service agar tidak melanggar aturan. Dari sisi keamanan:
- Simpan private key atau seed phrase dengan aman.
- Gunakan VM terisolasi agar malware tidak menyebar.